Skip to main content

Posts

Wire Grid Polarizer

Polarisasi gelombang elektromagnetik (EW) menggambarkan arah atau orientasi dari osilasi gelombang tegak lurus terhadap arah rambatannya. Gelombang elektromagnetik dapat dipolarisasikan dalam bentuk linear, circular atau eliptik. Kesemuanya bergantung kepada arah rambatannya. Akan tetapi, dapat juga bercampur dengan banyak gelombang elektromagnetik yang lain, atau bahkan bercampur dengan gelombang elektromagnetik yang belum terpolarisasi. Selama gelombang elektromagnetik tersebut merupakan gelombang yang osilasinya acak/random. Pada suatu polarizer, gelombang elektromagnetik dengan keadaan campuran atau belum dipolarisasi, akan diblok/dibatasi. Hanya keadaan polarisasi yang spesifik-lah yang diperbolehkan untuk lewat. Suatu komponen/divais Wire Grid Polarizer (WGP) atau Polarisator Kawat Berbaris merupakan alat yang memiliki fungsi menyerap gelombang atau dapat disebut dengan absorptive polarizer . Hal tersebut berarti bahwa hanya polarisasi yang diperbolehkan/spesifik yang kemu

Komponen Elektromekanik Bagian-1

Komponen elektronika tidak hanya mencakup komponen-komponen yang terbuat dari bahan-bahan yang umum dikenal seperti semikonduktor, karbon, logam mulia dsb. Ternyata, terdapat komponen elektronika yang mungkin terlihat biasa, namun keberadaannya cukup vital untuk menjalankan berbagai macam misi, juga komponen tersebut umumnya bukan terbuat dari bahan-bahan yang disebutkan sebelumnya. Komponen elektronika yang akan dibahas kali ini antara lain adalah saklar, relay dan penghubung(connector). Saklar Komponen ini menjadi penting pada sebuah perangkat elektronik dikarenakan keberadaannya sangat vital. Pengoperasian suatu perangkat elektronik tidak terlepas dari ON/OFF yang mana keadaan ini hanya dapat dikendalikan dari eksternal dengan menggunakan saklar. Sampai saat ini, telah dikenal tiga jenis saklar yang umum digunakan, antara lain adalah toggle , push-button dan rotary . Mari kita bahas satu-persatu masing-masing jenis saklar tersebut.  Saklar Toggle Merupakan jenis sakla

Fasor

Format penulisan sinyal dapat berbentuk fasor dan apa itu fasor? Fasor memiliki bentuk standar yang didefinisikan untuk sinyal sinusoidal arus maupun tegangan sebagai berikut: x(t) = X cos(ωt + θ)    ... (1) dimana X ≥ 0, ω ≥ 0 dan -π ≤ θ < 0.   Representasi bentuk kompleks dari sinyal sinusoidal  x(t) kemudian dapat dinotasikan dengan menggunakan x (tilda), x ̃ dan didefinisikan sebagai berikut: x ̃(t) = X exp^ j(ωt+θ),     ...(2) dan jika ditulis menggunakan identitas Euler, maka akan menjadi seperti ini: x ̃(t) = X exp^ j(ωt+θ) =  X cos(ωt + θ) + j X sin(ωt + θ),       ...(3) Hasil representasi di atas kemudian dapat dibuat menjadi suatu nilai riil sinusoidal yang juga merupakan bagian dari nilai sinusoidal yang kompleks.  x(t) = Re[ x ̃(t)]       = Re[X cos (ωt + θ)  + j X sin(ωt + θ)]       = X cos (ωt + θ)     ...(4) Sinyal yang berbentuk kompleks memiliki dimensi yang sama dengan sinyal dan diekspresikan dengan satuan yang sama dengannya

Sinyal / Gelombang Suara

Merupakan sebuah bentuk kompresi (tekanan) dan ekspansi (regangan) dari suatu medium (zat padat, cair dan gas) dengan frekuensi tertentu. Jika terdapat sesuatu yang berada di dalam medium tersebut dan berosilasi dan searah dengan arah rabatannya, maka, arah rambatnya adalah longitudinal. Suatu gelombang suara yang berasosiasi dengan rentang frekuensi pendengaran manusia, memiliki frekuensi antara 20 – 20.000 Hz. Gelombang suara yang memiliki frekuensi di bawah 20 Hz, disebut dengan gelombang infrasonik. Sedangkan jika di atas 20.000 Hz, disebut dengan gelombang ultrasonik.   Gelombang suara merupakan suatu bentuk gelombang yang terjadi karena adanya vibrasi (getaran) dan kemudian menyebabkan terjadinya getaran identik pada suatu material tertentu dikarenakan oleh gelombang suara tersebut. Suatu gelombang suara membutuhkan medium untuk dapat bergetar sehingga pada keadaan ruang vakum, tidak akan terjadi transmisi gelombang suara.   Ketika suatu gelombang suara ditransmisikan,

Sinyal Sinusoidal

Merupakan salah satu jenis sinyal yang dikenal populer saat ini, dengan contohnya adalah sinyal listrik yang keluar dari colokan listrik yang terdapat di dinding rumah-rumah. Sebagai contoh, jika ada seseorang yang mengatakan "ambil sinyal sebesar 100mV dengan frekuensi 1kHz!", hal ini berarti adalah sinyal yang dimaksudkan merupakan sinyal bergelombang sinus. Secara matematika, sinyal sinus(oidal) dapat diketahui besarnya dengan menggunakan rumus sbb V = A sin 2π f t     (1) Dimana : A = Amplitudo f = besarnya frekuensi (Hz) Akan tetapi, pada beberapa kesempatan, sinyal sinus memiliki tambahan informasi waktu t = 0 dan terdapat suatu nilai fase φ sehingga rumusan di atas menjadi: V = A sin (2π f t +  φ)    (2) Selanjutnya, gelombang sinyal sinus memiliki bentuk seperti pada gambar di bawah ini: Sinyal sinus dan keterangan informasinya| sumber : en.wikipedia.org Variasi lainnya dari bentuk rumusan sinyal sinus adalah menggunakan format frekuensi angular